Premi Asuransi Murah, Ini 6 Cara Mudahnya
Premi asuransi murah banyak diinginkan. Ada 6 cara, yang sebenarnya mudah, untuk mendapatkan premi asuransi murah.
Asuransi itu penting. Tapi, pemilik asuransi di Indonesia masih sangat kecil. Ketinggalan jauh dibandingkan negara tetangga, Singapore dan Malaysia.
Menurut survei Perasuransian Indonesia 2009, Bapepam-LK (sekarang OJK), jumlah pemegang polis asuransi jiwa baru mencapai 38 juta unit, dengan complete uang pertanggungan sebesar Rp 1.361 triliun. Itu artinya hanya 17,5 persen orang Indonesia di kota-kota besar yang sudah memiliki asuransi jiwa.
Sementara, survei AIA Financial dan MarkPlus (2011) menemukan fakta bahwa: tiga dari lima orang Indonesia tidak punya persiapan menghadapi risiko kesehatan atau kematian. Bukan hanya dana cadangan untuk berjaga-jaga, mereka juga tidak melindungi dirinya dan keluarganya dengan asuransi.
Survei lain menunjukkan bahwa:
- Istri yang tidak punya asuransi mengalami penurunan kualitas hidup ketika pencari nafkah utama tertimpa musibah karena tidak adanya proteksi keuangan.
- Semakin hari biaya pengobatan semakin mahal. Worldwide Medical Trends Survey Report (Towers Watson, 2011) menemukan bahwa biaya pengobatan di Indonesia meningkat 10 hingga 14 persen dalam tiga tahun terakhir. Biaya ini akan terus meningkat dalam lima tahun ke depan seiring dengan makin berkembangnya pemakaian teknologi pengobatan baru yang ikut mendongkrak biaya jasa kesehatan secara keseluruhan.
Meskipun manfaatnya jelas, kenapa masih sangat sedikit orang di Indonesia yang punya asuransi jiwa?
Salah satunya, persepsi bahwa asuransi itu mahal. "Penting tapi tidak sekarang, menunggu sampai penghasilan lebih besar", alasan yang banyak diungkapkan karena pikiran premi asuransi yang mahal.
Premi Asuransi Murah
Kekhawatiran ini sebenarnya tidak perlu muncul. Ada banyak cara untuk bisa membeli premi asuransi jiwa yang terjangkau.
1. Ambil di Usia Muda
Premi itu mencerminkan risiko. Makin besar risikonya, makin mahal preminya.
Faktor yang mempengaruhi risiko adalah usia. Makin tua usia, makin tinggi risiko kematian seseorang.
Alhasil, usia yang lebih tua dikenakan premi lebih tinggi dibandingkan usia muda. Jadi, premi murah bisa dicapai dengan memulai asuransi sedari awal.
Selain itu, saat muda kemungkinan mengidap penyakit masih kecil. Kondisi kesehatan masih prima.
Kondisi kesehatan yang prima membuat asuransi tidak akan mengenakan extra premi.
Dalam kondisi calon peserta sudah memiliki penyakit, asuransi kemungkinan besar akan menambahkan extra premi yang membuat premi menjadi mahal.
Banyak orang enggan punya asuransi saat masih muda. Menganggap risikonya belum besar sehingga belum perlu.
Attitude ini seharusnya dirubah karena musibah tidak mengenal usia dan saat di usia muda biayanya lebih murah dibandingkan mengambil di usia lanjut.
2. Asuransi Jiwa Murni
Asuransi Jiwa Murni atau asuransi term life adalah asuransi yang memberikan proteksi jiwa (tidak ada investasi - preminya hangus). Jika tertanggung meninggal dunia, asuransi membayar Uang Pertanggungan (UP) kepada ahli waris.
Asuransi ini preminya withering murah dengan UP withering tinggi. Sangat bagus untuk memberikan proteksi jiwa.
Ini contoh asuransi term life: premi Rp 473 ribu sebulan memberikan proteksi sampai Rp 1M.
Kenapa preminya bisa murah? Ini asuransi yang tanpa embel - embel investasi. Sehingga tidak banyak potongan untuk komisi.
Kemudian, karena preminya hangus, asuransi jiwa murni tidak perlu memberikan pengembalian kepada pemegang polis.
Dalam asuransi yang preminya tidak hangus, ada yang namanya investasi atau nilai tunai dalam asuransi tersebut. Hasil investasi atau Nilai tunai nantinya diberikan kembali atau bisa ditarik oleh pemegang polis. Untuk bisa memberikan hasil investasi atau nilai tunai, perusahaan asuransi harus meningkatkan tingkat premi. Supaya ada dana yang bisa dibayarkan.
Jadi, jika ingin preminya murah dengan UP yang tinggi, pastikan memilih asuransi jiwa murni (term life) atau asuransi yang tanpa embel-embel investasi (pengembalian premi).
3. Selektif Memilih Rider
Dalam pembelian asuransi, umumnya agen akan menawarkan manfaat tambahan atau disebut rider.
Misalnya kesehatan, penyakit kritis dan kecelakaan. Ini manfaat tambahan yang diberikan diluar manfaat utama proteksi jiwa.
Buat specialist, manfaat tambahan ini agresif dijual karena: (1) Ada tambahan komisi jika menjual rider; (2) otomatis dengan peserta mengambil rider premi jadi lebih mahal dan itu artinya komisi lebih besar.
Bukan berarti bahwa Rider tidak perlu. Bukan. Mungkin saja diperlukan.
Namun, hal yang penting adalah pertimbangkan dengan matang sebelum membeli rider.
Contohnya, jika sudah punya asuransi kesehatan dari kantor, kenapa masih perlu mengambil manfaat tambahan kesehatan lagi.
Saat mengambil rider penyakit kritis, baiknya pahami: kapan asuransi penyakit kritis bisa dibayarkan? pada arena berapa uang cair? apa jenis penyakit yang dicover? Pahami itu semua dulu, baru putuskan ambil atau tidak.
Ingat rider itu tidak murah. Pastikan memang membutuhkan ketika memutuskan membelinya.
4. Gunakan Asuransi Keluarga
Jika satu keluarga terdiri atas 4 orang - ayah, ibu dan 2 orang anak, bagaimana cara membeli asuransi kesehatan?
Di pasaran terdapat dua cara, yaitu:
Cara Pertama: asuransi mewajibkan peserta membeli asuransi terpisah untuk setiap anggota keluarga. Dalam kasus ini, Anda harus membeli 4 polis asuransi. Akibatnya, biaya jadi mahal karena preminya dari 4 polis yang berbeda-beda.
Cara Kedua: peserta mencari asuransi kesehatan keluarga. Dalam jenis asuransi ini, peserta hanya perlu membeli satu asuransi keluarga. Tidak perlu 4 polis asuransi. Biayanya jadi lebih murah.
Jadi jika satu keluarga ingin mencari asuransi kesehatan, carilah yang bentuknya asuransi untuk satu keluarga. Dimana hanya perlu 1 polis untuk satu keluarga.
5. Ganti Sesuai Tagihan (As Charged)
Dalam asuransi kesehatan, ada dua metode penggantian tagihan biaya rawat inap rumah sakit.
Pertama, penggantian dilakukan sesuai inward breaking point yang merupakan batasan maksimum penggantian biaya setiap kali masuk rumah sakit. Jadi, selain limit tahunan, perusahaan asuransi menetapkan internal cutoff.
Berikut tabel manfaat asuransi kesehatan dari salah satu perusahaan asuransi terbesar di tanah air.
Contohnya, peserta mengambil kamar Rp 1 juta (kelas E). Seandainya, peserta ini rawat inap di rumah sakit yang menghabiskan tagihan biaya obat Rp 30 juta. Maka, biaya yang diganti asuransi hanya sesuai internal cutoff Rp 19.6 juta (biaya aneka perawatan), meskipun jumlah tagihan ini masih dibawah limit tahunan (Rp 430 juta).
Seberapapun besarnya limit tahunan, dalam cara ini tidak terlalu relevan karena kehadiran internal breaking point yang membatasi penggantian di setiap rawat inap.
Kedua, penggantian dilakukan sesuai jumlah tagihan (as charged) dan tidak ada inward breaking point. Dengan cara ini, asuransi akan mengganti berapapun tagihan biaya berobat selama limit tahunan masih tersedia.
Berikut tabel manfaat asuransi kesehatan as charged dari Manulife untuk kelas kamar Rp 1juta. Berapapun biaya tagihan obat akan diganti oleh asuransi (note: di tabel ditulis 'ditanggung' yang artinya tidak ada internal breaking point) selama masih tersedia limit tahunan sebesar Rp 1M.
Keuntungan cara kedua sangat jelas karena besarnya limit dalam cara kedua dibandingkan cara pertama. Dalam cara pertama, kemungkinan besar peserta harus merogoh kocek sendiri untuk menutup kekurangan yang tidak diganti oleh asuransi.
Meskipun tidak mempengaruhi premi secara langsung, tetapi jika peserta harus menombok saat klaim nantinya, itu sama saja peserta membayar lebih mahal. Makanya, pilih asuransi kesehatan 'as charged'.
6. Hindari Asuransi Seumur Hidup
Buat banyak orang, asuransi seumur hidup itu seperti memberikan proteksi tanpa batas. Manfaatnya tampak luar biasa karena proteksi yang seumur hidup.
Tapi, bagaimana dampaknya atas premi? Dan yang lebih penting, "Apa perlu proteksi seumur hidup?"
Makin lama usia pertanggungan makin mahal preminya. Karena selama masa perlindungan ada biaya asuransi yang harus dibayar.
Asuransi yang melindungi sampai usia 70 tahun pasti lebih murah dibandingkan yang sampai usia 99 tahun. Karena biaya asuransinya lebih murah.
Tujuan beli asuransi adalah memberikan perlindungan keuangan kepada keluarga yang hidupnya tergantung pada tertanggung. Misalnya, ayah diasuransikan karena anak - anak pound kecil, belum bisa mencari nafkah sendiri, sehingga membutuhkan proteksi finansial dari risiko kematian orang tua.
Ketika anak - anak sudah mandiri, kebutuhan proteksi asuransi seharusnya tidak dibutuhkan lagi.
Disaat orang tua usia 80 tahun, apakah anak masih membutuhkan perlindungan keuangan? Mereka tidak butuh lagi karena sudah mapan.
Dengan mengambil jangka waktu asuransi hanya sampai usia tertentu, misalnya 70 tahun, premi yang dibayar menjadi lebih murah dibandingkan perlindungan seumur hidup.
Jadi, jika ingin hemat premi, cukup ambil asuransi yang melindungi sampai usia tertentu. Tidak perlu perlindungan seumur hidup karena: jelas preminya mahal dan manfaatnya tidak besar.
Kesimpulan
Banyak yang tidak mengambil asuransi karena khawatir preminya mahal. Hal yang dibantah oleh artikel ini.
Banyak cara supaya preminya tidak mahal. Anda bisa kok beli asuransi dengan Rp 400rb/bulan mendapatkan UP Rp 1 sd 2M.
Ada banyak cara supaya mendapatkan premi asuransi jiwa yang murah. Keenam tips diatas bisa menjadi langkah awal Anda membeli asuransi.
Semoga bermanfaat!